Jumat, 17 Juni 2016

catatan kecil part 2



Sebuah catatan kecil part 2

Menyekolahkan anak sejak batita

Mommy pasti tahu begitu banyaknya sekolah masa kini yang menawarkan program sekolah preschool, dimana anak usia 1 tahun saja sudah bisa bersekolah. Bahkan di salah satu preschool ternama sudah membuka kelas untuk bayi berusia 6 bulan.

Well, kalau buat para orang tua jaman kita dulu pasti dan masih terdengar aneh di telinga mereka. "Hah? Buat apa anak bayi disekolahin!" Reaksi yang wajar seperti itu memang. Saat jaman saya kecil dulu, saya bebas bermain apa saja. Pasti mommy juga kan? Nah, kenapa sekarang kok banyak sekolah-sekolah preschool itu semakin menjamur?

Ini dari sudut pandang saya ya mom...

Pengalaman saya pribadi, jaman saya kecil dulu saya tinggal di rumah kakek yang rumahnya cukup besar dan halamannya pun luas. Di rumah itu saya tidak tinggal dengan keluarga inti saja. Ada beberapa saudara lainnya yang tinggal di satu lahan namun dipisahkan dengan pagar masing-masing. Jadi intinya saya banyak berinteraksi dengan sanak saudara.

Lalu yang kedua, mengenai luasnya pekarangan. Coba mommy bayangkan rumah masa kini yang halamannya hanya cukup untuk parkir mobil satu / dua, bahkan tidak sedikit yang tinggal di apartemen. Yang mana menurut pandangan saya lahan bermain anak menjadi semakin sempit dan hiburan satu-satunya adalah mall.

Saya sendiri menyekolahkan anak sejak usia 1.5 tahun. Pokoknya dia sudah bisa jalan, sudah bisa bicara, ok saya sekolahkan. Tapi, tujuan saya menyekolahkan anak bukan untuk gengsi / ikut-ikutan jaman. Saya melihat adanya kebutuhan yang penting untuk itu. Kenapa?

Satu, saya mengurus sendiri anak saya. Setiap harinya dari bangun tidur sampai malam mau tidur lagi. Lalu kami pun masih keluarga kecil. Jadi di dalam rumah kami dalam kesehariannya bisa dibilang sepi. Dan saya menyadari bahwa anak-anak butuh interaksi. Kalau setiap harinya dari pagi-malam hanya dengan mommy nya, pasti terasa kurang (buat saya ya) dan satu hal lagi, saya juga seorang mamud (mommy muda, ehem...hehe) jadi saya pun butuh belajar banyak.

Ditambah lagi lahan di lingkungan rumah saya sangat tidak memungkinkan bagi anak-anak untuk bermain. Lokasi rumah kami di pinggir jalan besar dan masuk ke dalam gang. Bagi saya lingkungan itu tidak baik untuk perkembang anak. Maka dari itu saya pikir lahan buat anak bermain sudah pasti nol. Dan kalau anak dalam golden age nya saja hanya bermain di dalam rumah, apakah bagus?

No! Saya butuh sarana untuk perkembangan anak saya. Dan sekolah adalah jalan yang terbaik menurut saya. Preschool pertama yang saya pilih adalah berbasis internasional. Lagi-lagi bukan karena sok gaya-gayaan ya mom. Pertama, mereka fun. Fun dalam arti kata ya memang banyak bermain dan menyanyi sih, tapi fun yang menonjol buat saya adalah di sekolah ini anak batita pun sudah dibiasakan perform di panggung. Emang penting ya?

Buat saya penting. Walaupun mereka belum mengerti tapi yang mereka terima adalah you have to perform infront of many peoples. Children learn how to be confidence. Yes, dan buat mommy you always have to remember that they are in their golden age to grow. Jadi coba berikan yang terbaik saja buat anak. Walaupun nyesek juga bayar uang sekolahnya (huhuu...hehe) :)

Tapiiiii.....

Satu hal yang saya khawatirkan adalah mengenai calistung. Saya sangat setuju jika anak di bawah 7 tahun masih banyak bermain. Tapi sayangnya, sekolah dasar di Indonesia sudah mengharuskan calistung sejak dini. Pliss ya, bapak mentri pendidikan yang terhormat, tolong ditinjau kembali soal peraturan itu. Anak-anak di Eropa mereka sangat fun bermain. Belajarnya pun singkat. Tapi mereka tetap saja pintar. Kenapa kita di Indonesia sudah menekan anak di bawah 7 tahun untuk bisa calistung?

Mommy setuju tidak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar